Apa memang takdir kita untuk berpisah tanpa tanya?
Bahkan di dalam mimpi pun hal serupa menjadi bumbu tidurku. Hei,, apa kabarmu disana? harapanku pastinya kau selalu sehat. Entah, malam ini aku ingin menuliskan cerita tentangmu. Cerita yang tersimpan rapi dalam baris-baris memori dalam kepalaku. Memori yang menjadi cerita selama kurang lebih empat tahun di bangku perkuliahan sebagai mahasiswa.
Apa kau tahu siapa sahabat perempuan yang pertama kali ku kenal? ya, itu kau. Saat itu pertama kali kita semua sebagai maba Sastra dikumpul di depan pelataran aula dan kau yang pertama mengizinkanku mengenal namamu.
Masa-masa pengumpulan maba fakultas yang kita lalui sulit untuk diabaikan begitu saja. Masih ingat ketika pembagian job item acara? Saat itu kau ditunjuk untuk masuk ke dalam tim teater oleh seorang senior, akan tetapi kau menolak. Apa kau masih ingat apa alasan yang kau katakan padaku? alasanmu saat itu adalah kau sangat tidak pandai untuk berakting dan lebih memilih untuk job tari. Padahal sebenarnya kalau ku perhatikan sebenarnya kau bisa,, buktinya saja kau pandai menangis.. :p. Tahun pertama mungkin adalah masa terberat tetapi menjadi masa yang selalu membuat kita semua bisa tersenyum lebar bahkan tertawa hingga mengeluarkan air mata bila mengingatnya.
Terkadang orang-orang disekitar salah mengartikan tentang kedekatan kita saat itu. Bahkan seseorang yang memiliki hubungan spesial merasa cemburu denganmu. Apa kau masih ingat? pernah kau menangis karena hal ini, sampai-sampai kau memilih untuk menjauh. Maaf hingga membuatmu merasa terbebani seperti itu.
Tak pernah ku mengerti apa penyebabnya hingga menjadi seseorang yang selalu menemanimu ketika kau sedang bersedih hingga lagi-lagi menangis, masa itu. Pesan singkatmu yang tiba-tiba mencariku dan mengharapkan kedatanganku selalu menjadi sinyal hatimu sedang terluka, saat itu.
Pernah dalam gelap malam tampak wajahmu yang terlelap tidur terkikis bias cahaya dari luar jendela dan aku berdoa dalam hati semoga kau selalu ceria tanpa meneteskan lagi air mata karena seorang pria, Aku ingat itu..
Pernah kau menangis karena kehilangan HP sambil terduduk, tertunduk bersembunyi mencoba menghapus air matamudi bajuku dan aku hanya bisa mengusap kepalamu agar kau tenang, Aku ingat itu..
Adakah yang kau ingat cerita dari tawa hingga tetes air mata yang kau bagi denganku? Terkadang aku hanya mengenalmu sebagai perempuan yang berwatak keras. Namun sebenarnya kau adalah sahabatku dengan bulir air mata yang kapan saja bisa tertumpah untuk orang-orang yang kau sayangi.
Maafkan yang disaat perpisahan terakhir mencoba mengabaikanmu.
Maaf,, karena aku hanya terlalu benci dengan sebuah perpisahan.
Tak ada alasan untuk melupakanmu sebab hingga akhir kita tetap sebagai sahabat diatas sahabat wa bgayaa :)
Blue Room, 11 Juli 2013