Hitam

Terdiam.... bukan berarti aku tak mampu berbuat sesuatu, hanya saja seolah masih banyak teka teki yg terlebih dahulu mesti ku pecahkan. Banyak yang mengatakan diam adalah "emas", entahlah ,, namun perumpamaan itu masih belum berterima oleh otakku untuk lebih dipahami maksudnya. Kini...Aku hanya bisa memperhatikan tingkah, perangai serta keanehanmu dari jarak yg tak kau sadari. Izinkan aku untuk membencimu hingga akhirnya kita berpisah. Maafku bukan untukmu lagi begitu pula maafmu bukan untukku.

Terbangkit kembali dalam Sisi Gelap Masa kini untuk masa depan
 

Bantaeng Ied Adha Edition

ASSALAMU ALAIKUM...

Setelah beberapa kali mengalami penundaan rencana akhirnya terwujud juga. Beberapa hari lalu tour kecil-kecilan kami lakukan, dengan beranggotakan 8 personil kami berangkat menuju ke kampung salah seorang sahabat. Selama 3 hari 3 malam yang merepotkan saya pribadi mengucapkan kepada tuan rumah yang bersedia memberikan kami tempat berteduh dan beristirahat,, thanks to khairil dan juga teruntuk kedua ortunya, sekali lagi terima kasih banyak.

berikut beberapa dokumentasi tour kecil-kecilan kami hehehe...

Fahri, Baim, Gebonk, Wayan, Radil, Khairil, Hafid, Abe
sebelumnya ingin mengucapkan 
  
Mohon Maaf Lahir Batin yaa...

Menikmati sunset di pantai seruni bantaeng 

Menunggu Sunset di pantai seruni

Pasangan serasi yakni Bpk. Abe dan Ibu Gebonk

Lagi jadi anak pantai, di Bira, Bulukumba.
No Comment....
Kurang Kerjaan, hahaha 

Ini hasil setelah kerjaan di atas selesai.... 

Dokumentasi Sholat Ied
Nongkrong nda jelas depan lorong.... rencana mw godain cewek lewat tpi sayang nda ada yang lewat. . wkwkwk 

 Itu dia sedikit cerita yang saya umbar hahaha... semoga berguna....
berguna bwt?
Jawab sendiri sajalah..hehehe

WASSALAM 




 

Silent

I dont know why i love you.....

Aku tersedak...
 

Out of box

Belajar untuk melupakanmu, menghapus harapan untuk bersama kini menjadi ide briliant yang mengobsesiku setiap waktu. Tak ingin menebak-nebak lagi persimpangan ini menungguku tuk mengambil arah yang tepat. Kuselipkan sepucuk surat yang terbang terhempas angin hingga jatuh ke pangkuanmu lalu kau baca. 
Adakah kau akan mengerti?
 

::Kamar Gelap 04.01 Wita::

Kembali Teringat Engkau, akan sosokmu yang menggangguku dalam tidur panjang yang sangat ku impikan...

 

Etalase

Berjalan setapak demi setapak mencoba mengerti sedikit demi sedikit akan sepenggal kisahmu. Pernah menghilang beberapa saat kau dari jangkauan jarak pandangku tetapi jejakmu tetap menuntun langkahku tuk menemukanmu. Kini kembali kau menghilang dengan jejak yang berusaha kau hapus sendiri. Ternyata kau disana, terpajang anggun di balik Etalase itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi denganmu? Sebuah Topeng menghalangi mimik perangaimu. Ini hanya sebuah hipotesaku yang tak berdasar atau apa? Kini hanya mampu ku sekedar memandangi keindahanmu dari luar etalase tanpa pernah  menyentuhmu lagi 


Kuselipkan maafku  atas air mata yang pernah menetes lembut   menjejaki pipimu yang menguraikan kenaifanku akan dirimu. 
Izinkan ku tuk menjaga dan mengagumi keindahan itu dari kejauhan, slalu.
Menunggu hingga kau memecahkan etalase yang memasungmu itu akan menjadi akhir penantianku.
Bilamana dirimu telah berhasil terbebas dari etalase itu kirimkan secarik pesan balasan untuk ku.

Sebab tidurku yang apatis akan membuatku terbangun dalam kegalauan.   
 

::Manis, asam, asin aneh rasanya::

Segala cerita yang terbait rapi dalam goresan tinta pena ini masih setia menemani. Memang tak ada kisah yang bisa sempurna seperti hal yang selalu menjadi mimpi tiap orang. Sayangnya mimpi tak selamanya akan menjadi sebuah kenyataan. Mencoba menguraikan sedikit awal, akhir, suka dan duka ceritamu dalam sebuah bingkai keanehan.

Hei... apa kau ingin mengakhiri cerita ini? Sementara botol tinta yang kau siapkan masih tersisa banyak dalam erat genggammu. Masih banyak janji yang perlu dicek silang (X) sebagai tanda telah terselesaikan. Sensasi ceritanya pun belum tiba pada pertengahan apalagi mencapai klimaks. Maukah kau menunggu dan menyelesaikan akhir cerita ini??

Berharap dapat menatap hujan deras turun pun seolah menjadi penantian demi menghapuskan kemarau hati yang menemanimu. Dan biarkan biru sayapmu itu tenggelam dalam tetesan hujan.
 

::itu pilihan::

Tampak berbeda... ya.. terlihat jelas dari lensa mata ini melihat sekitarku akan perubahan yang terjadi dalam jangka waktu kepergianku. Menelisik titian yang terkadang membuatku goyah akan bermacam pernak- pernik isi pikiran yang mencoba menerobos dari angan-angan dan mencoba menjadi realita seutuhnya. Tidak  semudah itu mengeluarkannya namun akan kucoba mengatur alurnya, sedikit demi sedikit biarkan mengalir seperti tawa dan canda yang biasa meledak dari keseharianku menjalani hidup bersama sahabatku. 

Seperti sebuah nasehat yang pernah terdengar dari seseorang yang ku hormati "Nak, dalam hidup ada 5 hal penting yang perlu kau tahu dan amalkan "tersenyum/tertawa, bersedih, sabar, lapar/haus, dan lelah". Singkat... tapi perlu dipahami secara mendalam,, itu semua mengenai hidup. Hidup yang diberikan oleh Tuhan untuk dijalani. 

Gelap terang dunia menjadi sebuah dinamika perputaran dengan waktu yang takkan pernah menunggu, terus bergerak mencari penantang yang mampu berjuang demi hidupnya. Tanda (???) selalu menjadi teman setia hingga saat ini. Ada awal dan ada akhir seperti kata orang-orang yang lebih tua dariku. Nikmati hidup ini karena hidup hanya sekali. 

 

::Jangan Letih::

Seluruh hati telah ku datangi
Hanya hati mu yang ku pilih
Seluruh cinta telah ku selami
Hanya cintamu yang ku cari

Jangan letih mencintaiku
Janganlah terhenti
Jangan lelah menyayangiku
Hingga bumi tak bermentari

Tak ada kasih yang sepertimu
Yang pernah aku miliki
Sungguh tak bisa aku berpaling
Menjauh dari mu

Jangan letih mencitaiku
Janganlah terhenti
Jangan lelah menyayangiku
Hingga bumi tak bermentari
 

Not Your Fault

Menelisik kembali gerak dan nada apa yang mengacaukanmu
Darimana sumber masalah itu berasal?
Menghardik dan mencela hingga tensi meningkat
Itu bukan dirimu yang sebelumnya ku kenal...
 

::1/2 janji x 1/2 niat = ??::



Masih dalam perantauan panjangku, terperangkap dalam masalah yang ku jadikan penyedap rasa dalam bumbu kehidupan. Kebingungan pun mengantarkanku dalam kekosongan waktu akhirnya pikiran pun melayang untuk membuat adonan tulisan malam ini. Hanya sedikit racikan adonan yang bahannya terdiri atas; rindu, sayang, dan doa.

Kembali menatap langit sore itu , tetap masih seperti kala dinginnya matamu yang semerbak membawaku terbuai hingga terperangkap ke dunia. Seberapa banyak kisah yang telah tertoreh hingga saat itu? Entahlah... siapapun takkan mau peduli dengan kisahku. Tersisip rasa manis, asam, asin heheh (iklan nano2 kapang...?). Getir rasanya melangkah tanpa aliran energi yg tersalur dalam raga. Sungguh sosok itu sedang sangat kubutuhkan. Rindu akan sosok seorang wanita yang menjagaku sekian lama sebelum mata ini terbuka menyongsong caruk maruk di dunia-Nya. Sambil memeluk hangat doanya dalam hati akan selalu terngiang "buat ibu bangga", ditambal dengan tangismu yang terkadang membuat anakmu ini jengkel "mestikah kedatangan dan kepergian anakmu yang nakal ini harus slalu ditangisi?". Memang air mata seorang wanita bagai senjata nuklir yang mampu meluluh lantahkan hati seorang kau Adam. Takkan bisa ku bayangkan hidupku tanpa kasih sayangmu hingga saat ini. Kau adalah darah, jantung…. Ibu sejak awal kau adalah hidupku. ^ ^b Doakan anakmu yang nakal ini untuk mampu membuat hidupmu sempurna. 


Masih butuh keringat yang banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih. Wejangan pedismu masih berbaris rapi baik di otak kiri dan kanan. Utamanya sesuatu tentang pacar atau hal-hal menyangkut wanita. Mendengar itu saja membuat tensi darah ibu seolah memuncak hingga ke ubun-ubun. Kendali otak terkadang tak mampu sejalan dengan kendali hati yang akhirnya membawaku kedalam perasaan yang butuh sosok penyayang di sampingku. Sulit menampik karena tak mampu ku munafikkan rasa itu. Orang aneh pun mungkin akan mengerti hal ini, meski rumit terkadang itulah tantangan hidup, kesalahan menjadi rumus perbaikan hidup. Yang pertama dan kedua adalah awal/masa lalu, namun yang ketiga adalah yang terakhir sebab akan menjadi masa depanku demi membuat hidupmu sempurna nantinya.


Melihat tetesan air hujan dalam heningnya malam tak berbintang teringat akan tetes air mata dan cucuran keringat yang menjadi penyemangatku. Doaku pun selalu terkirim untukmu bukan lewat email, facebook, twitter atau alat jejaring sosial lainnya. Lewat sujud kukirimkan segala doa dan kerinduanku untukmu. Akan banyak cerita yang ingin  kudengar nanti. Bekunya isi otak menolakku untuk lebih banyak berkomat kamit menulis mantra dalam kesempatanku kali ini. hehehe :p

                                                         
..................................................................................................................................

 

::Putih::

Malam yang dipenuhi dengan rinai hujan turun menginjakkan kakinya ke bumi, tiada beraturan seakan tak bermakna namun langit malam itu memperlihatkan raut wajah sedihnya. Mencoba melukis pagi demi menanti senyuman itu. apakah keindahankan menyapa??. Mencoba menggapai senyuman itu hanya saja terlalu berat. Semua harapan itu sirna terbatasi dalam fantasi yang berbeda. Sempurnakah semua tanpa adanya ekspektasi dari dirimu sendiri? Esensinya pun tak tersentuh, bercampur dalam ego yang menuntut profesionalitas "?".

Entah apa yang ada dalam benak kalian semua, Jenius !! Semua merongrong bagai hilang rasio sebab ego membabi buta. Menjaga lebih sulit dibanding merebut bukan sekedar argumen namun memang itulah fakta yang terjadi. Lihat disekeliling apa arah navigasi itu tak salah arah. Jadilah seseorang yang acuh dengan adab sebab itulah yang menjadi penopang seberapa kuat pertahananmu.

Sesungguhnya Tuhan tidak melihat rupa dan fisik kita, namun melihat batin dan amal kita. Maka janganlah kalian tertipu dengan raga yang tidak berhati dalam rangka tubuh yang tak berjiwa dan perawakan yang tak berkehidupan. Sementara waktu jadilah orang yang bodoh tak akan ada salahnya. Terlalu lelah ketika harus berdebat dengan seseorang yang terlampau jenius.
 

:: Y o u :::

Masih melekat dalam ingatanku,  pertama kalinya kau mengajakku ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan air yang terlihat biru di mataku dan tentunya pula matamu.. Yaa... itu memang laut.. Sejak kecilku sebuah pertanyaan yang selalu berjingkrak-jingkrak di dalam kepalaku "kemana saja kau dan sosokmu pergi saat matahari mulai tenggelam hingga terbit fajar??" Jawaban itu pun terungkap seiring berpuluh hingga beratus hari yang berlalu sampai saatku mulai mengerti. Rupanya kau seorang petarung di tengah lautan.

Kau adalah pahlawan bagi saya dan mereka. Sosokmu yang tangguh dengan raga yang keras tak membuatmu canggung untuk selalu bersenda-gurau dengan kami. Selalu ada saja perkataanmu yang membuatku memecah keheningan dengan tawa keras. Hingga 20 tahun ku lanjutkan hembusan nafas ini kau tetap terlihat sosok yang memiliki semangat yang sulit dicari tandingannya. Dalam umurmu yang renta entah kenapa dipikiranmu hanya ada kata "kerja, kerja dan kerja". Bukan sebuah tanda meremehkanmu namun memang sudah tepat bila sudah waktunya raga itu menikmati hasil akan keberhasilan yang telah dicapai setelah berpuluh-puluh tahun menjadi pahlawan. Seharusnya kau bisa mengindahkan nasehat itu, mereka telah berhasil setidaknya nikmatilah hasil jerih payah mereka sebagai tanda balas budi akan kesungguhanmu sebagai orang yang bertanggung jawab atas beribu tawa, canda,bahagia dan duka yang terselip di setiap degupan jantung kami.

Terlambat..., bahkan disaat terakhir kepergianmu pun sosok raga itu tak sempat lagi ku peluk untuk terakhir kalinya. Bagaimana kini keadaanmu disana? masih tetapkah dengan semangatmu itu?. Gubuk yang kau bangun dan kamar yang selalu kau tempati untuk melepas lelahmu sekarang tampak sepi, berdebu, tak terurus. Masih sering ku pandangi langit dari jendela di kamarmu tapi semua berbeda ketika kau masih ada, menjadi orang pertama yang menemukanku mendongakkan kepalaku di luar jendela "sedang apa?". Tak sempat ku acuhkan pertanyaan itu hanya menoleh ke belakang memastikan siluetmu lalu kembali melihat keluar. Terlalu banyak ku dengar dari orang yang kau kasihi tentang kisah yang hampir merenggut nyawamu. Kau hanya tertawa terbahak-bahak ketika peristiwa yang kau bilang peristiwa konyol itu diceritakan kembali pada kami, seolah lelucon. Namun itu bukan lagi lelucon, nyatanya kau telah pergi menghadap ke pangkuan-Nya.

Kek,, mengingat leluconmu dalam setiap lengkungan senyum yang terpampang dari wajah aroganmu. Ku titipkan doa pada-Nya agar kau tetap menjadi seseorang yang terkasih disana. Memang takkan ada yang abadi dalam kasat raga, namun dalam kenangan itu akan tetap nyata.


Kau tercipta untuk hidup
Memberi warna melebihi pelangi
Tak perlu banyak tingkahmu
Cukup satu pelukan...
Untuk tetap menjaganya agar tak pernah lepas

untukmu, Kakekku Terarogan Alm. Samsa. K
 

"Arrived at XXI"

      Lingkaran hidup yang terus berputar dan tak ada ujung akhirnya menambahkan kuantitas dan kualitas pengalamanku. Malam itu terasa malam yang berat, tugas menumpuk bag segunung dengan kerumitan bagai teka teki yg terkumkum dalam misteri, entah itu misteri gaib atau pembunuhan ,,ckckck *knpa nysarnya smpe kesitu bro* --___--"
Angka XXI, kita lihat seberapa berartinya angka itu tahun ini. heheh

       Sesi kali ini special membahas para orang gila yang berjasa dalam kurang lebih 3 tahun perantauanku di negeri orang. Teruntuk Si Anak Autis (panggilan dari teman2ku) untuk si Susila ekh maksudku Susia (chiasfireflies.) atas lagu yang sempat menghiburku di hari itu      (4 April 2012) ,,  ありがとうね。。。^ ^ karena mungkin itu hadiah terakhir berhubung kalangan paranormal mengatakan akan terjadi kiamat pada tahun yang sama. hmmm ほんとうですか。
    Untuk sahabatku yang lain, yang tak dapat disebutkan satu persatu seperti (baimwayanherilhafiddihasfahrirahmateenateridarputeliariaarinastridgebongami). Tak lupa juga untuk teman2 yang hidup dalam 1 naungan lembaga yang sudah menjadi rumah ke 2 buatku setelah rumah pertama yang di kampungku (baubau
 
 
     Atas hari2 yg kebanyakan anehnya daripada bahagianya hanya ucapan terimakasih dan senyum selebar 1 METER yang mampu kubagikan  ...  ckckck... Kalian tetap menjadi orang yang berjasa dalam perihal membuatku tertawa, tersenyum, marah, galau kalang kabut, dan tak berdaya tanpa adanya kalian aku takkan berarti apa apa *hwalllah curhat sekaligus puitismi sede* 


Masih dalam birunya langitku
Singkirkan kelabu awan yang mengelamkan
Anganku....

by :
 Radil Qamarullah
 

::Finally, I've Found You Again::

Assalamu Alaikum ,,
hei...lama tak jumpa denganmu
bagaimana kabar dan apa yang kau telah perbuat selama kepergianmu? akhirnya sosokmu kembali menunjukkan lengkungan senyum sinis yg selalu menjadi ciri khasmu.. welcome back !!

Gomen ne,,setelah sekian lama akhirnya kesempatan untuk bangun dari tidur lelap itu muncul. saking lamanya sampai2 brubah tampangku hehehe...
 

Sejenak ku pandangi orang di sekitarku setelah 2 misi besar yg alhamdulillah mampu terselesaikan. Melihat sosok mereka yg dulu akrab dengan kelabilan dan keababilannya ternyata kini telah semakin dewasa. Dewasamu bikin buidadari lupa diri,,hahaha..kali ini tak banyak yang mau disampaikan sekedar ucapan pembuka kawan..

Aktivitas yg tiada henti bagaikan candu atau apalah namanya, sampai kesehatan seolah tak lagi jadi amunisi penting buat raga yg lemah ini,,ckckck... #sokpuitisrong# :p

eee...dalamke sok kesibukanku ini ku coba rangkaikan sebuah salam dan doa hangat bagi sang pelita hidupku "kedua orangtuaku" yg pastinya takkan ada henti2nya pula mengirimkan doanya untukku.. Rasa terimakasihku pun belum sanggup membalas semuanya.. Tapi suatu saat akan ku balas semua itu ^ ^.. aaaAAAmmiiin...

Berhubung sudah mau adzan subuh,, saya mau siap2 dulu..
*terdengar teriakan:"siap2 apa sede? shalat?

Salah rong,,mau tidur na..sudah 2 watt ini mata,,heheh


kalimat gombal hari ini dari saya:

Tak perlu lagi kau menghilang
Sebab kini takkan ada lagi yang coba tuk mencarimu :p