::Putih::

Malam yang dipenuhi dengan rinai hujan turun menginjakkan kakinya ke bumi, tiada beraturan seakan tak bermakna namun langit malam itu memperlihatkan raut wajah sedihnya. Mencoba melukis pagi demi menanti senyuman itu. apakah keindahankan menyapa??. Mencoba menggapai senyuman itu hanya saja terlalu berat. Semua harapan itu sirna terbatasi dalam fantasi yang berbeda. Sempurnakah semua tanpa adanya ekspektasi dari dirimu sendiri? Esensinya pun tak tersentuh, bercampur dalam ego yang menuntut profesionalitas "?".

Entah apa yang ada dalam benak kalian semua, Jenius !! Semua merongrong bagai hilang rasio sebab ego membabi buta. Menjaga lebih sulit dibanding merebut bukan sekedar argumen namun memang itulah fakta yang terjadi. Lihat disekeliling apa arah navigasi itu tak salah arah. Jadilah seseorang yang acuh dengan adab sebab itulah yang menjadi penopang seberapa kuat pertahananmu.

Sesungguhnya Tuhan tidak melihat rupa dan fisik kita, namun melihat batin dan amal kita. Maka janganlah kalian tertipu dengan raga yang tidak berhati dalam rangka tubuh yang tak berjiwa dan perawakan yang tak berkehidupan. Sementara waktu jadilah orang yang bodoh tak akan ada salahnya. Terlalu lelah ketika harus berdebat dengan seseorang yang terlampau jenius.
 

:: Y o u :::

Masih melekat dalam ingatanku,  pertama kalinya kau mengajakku ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan air yang terlihat biru di mataku dan tentunya pula matamu.. Yaa... itu memang laut.. Sejak kecilku sebuah pertanyaan yang selalu berjingkrak-jingkrak di dalam kepalaku "kemana saja kau dan sosokmu pergi saat matahari mulai tenggelam hingga terbit fajar??" Jawaban itu pun terungkap seiring berpuluh hingga beratus hari yang berlalu sampai saatku mulai mengerti. Rupanya kau seorang petarung di tengah lautan.

Kau adalah pahlawan bagi saya dan mereka. Sosokmu yang tangguh dengan raga yang keras tak membuatmu canggung untuk selalu bersenda-gurau dengan kami. Selalu ada saja perkataanmu yang membuatku memecah keheningan dengan tawa keras. Hingga 20 tahun ku lanjutkan hembusan nafas ini kau tetap terlihat sosok yang memiliki semangat yang sulit dicari tandingannya. Dalam umurmu yang renta entah kenapa dipikiranmu hanya ada kata "kerja, kerja dan kerja". Bukan sebuah tanda meremehkanmu namun memang sudah tepat bila sudah waktunya raga itu menikmati hasil akan keberhasilan yang telah dicapai setelah berpuluh-puluh tahun menjadi pahlawan. Seharusnya kau bisa mengindahkan nasehat itu, mereka telah berhasil setidaknya nikmatilah hasil jerih payah mereka sebagai tanda balas budi akan kesungguhanmu sebagai orang yang bertanggung jawab atas beribu tawa, canda,bahagia dan duka yang terselip di setiap degupan jantung kami.

Terlambat..., bahkan disaat terakhir kepergianmu pun sosok raga itu tak sempat lagi ku peluk untuk terakhir kalinya. Bagaimana kini keadaanmu disana? masih tetapkah dengan semangatmu itu?. Gubuk yang kau bangun dan kamar yang selalu kau tempati untuk melepas lelahmu sekarang tampak sepi, berdebu, tak terurus. Masih sering ku pandangi langit dari jendela di kamarmu tapi semua berbeda ketika kau masih ada, menjadi orang pertama yang menemukanku mendongakkan kepalaku di luar jendela "sedang apa?". Tak sempat ku acuhkan pertanyaan itu hanya menoleh ke belakang memastikan siluetmu lalu kembali melihat keluar. Terlalu banyak ku dengar dari orang yang kau kasihi tentang kisah yang hampir merenggut nyawamu. Kau hanya tertawa terbahak-bahak ketika peristiwa yang kau bilang peristiwa konyol itu diceritakan kembali pada kami, seolah lelucon. Namun itu bukan lagi lelucon, nyatanya kau telah pergi menghadap ke pangkuan-Nya.

Kek,, mengingat leluconmu dalam setiap lengkungan senyum yang terpampang dari wajah aroganmu. Ku titipkan doa pada-Nya agar kau tetap menjadi seseorang yang terkasih disana. Memang takkan ada yang abadi dalam kasat raga, namun dalam kenangan itu akan tetap nyata.


Kau tercipta untuk hidup
Memberi warna melebihi pelangi
Tak perlu banyak tingkahmu
Cukup satu pelukan...
Untuk tetap menjaganya agar tak pernah lepas

untukmu, Kakekku Terarogan Alm. Samsa. K
 

"Arrived at XXI"

      Lingkaran hidup yang terus berputar dan tak ada ujung akhirnya menambahkan kuantitas dan kualitas pengalamanku. Malam itu terasa malam yang berat, tugas menumpuk bag segunung dengan kerumitan bagai teka teki yg terkumkum dalam misteri, entah itu misteri gaib atau pembunuhan ,,ckckck *knpa nysarnya smpe kesitu bro* --___--"
Angka XXI, kita lihat seberapa berartinya angka itu tahun ini. heheh

       Sesi kali ini special membahas para orang gila yang berjasa dalam kurang lebih 3 tahun perantauanku di negeri orang. Teruntuk Si Anak Autis (panggilan dari teman2ku) untuk si Susila ekh maksudku Susia (chiasfireflies.) atas lagu yang sempat menghiburku di hari itu      (4 April 2012) ,,  ありがとうね。。。^ ^ karena mungkin itu hadiah terakhir berhubung kalangan paranormal mengatakan akan terjadi kiamat pada tahun yang sama. hmmm ほんとうですか。
    Untuk sahabatku yang lain, yang tak dapat disebutkan satu persatu seperti (baimwayanherilhafiddihasfahrirahmateenateridarputeliariaarinastridgebongami). Tak lupa juga untuk teman2 yang hidup dalam 1 naungan lembaga yang sudah menjadi rumah ke 2 buatku setelah rumah pertama yang di kampungku (baubau
 
 
     Atas hari2 yg kebanyakan anehnya daripada bahagianya hanya ucapan terimakasih dan senyum selebar 1 METER yang mampu kubagikan  ...  ckckck... Kalian tetap menjadi orang yang berjasa dalam perihal membuatku tertawa, tersenyum, marah, galau kalang kabut, dan tak berdaya tanpa adanya kalian aku takkan berarti apa apa *hwalllah curhat sekaligus puitismi sede* 


Masih dalam birunya langitku
Singkirkan kelabu awan yang mengelamkan
Anganku....

by :
 Radil Qamarullah
 

::Finally, I've Found You Again::

Assalamu Alaikum ,,
hei...lama tak jumpa denganmu
bagaimana kabar dan apa yang kau telah perbuat selama kepergianmu? akhirnya sosokmu kembali menunjukkan lengkungan senyum sinis yg selalu menjadi ciri khasmu.. welcome back !!

Gomen ne,,setelah sekian lama akhirnya kesempatan untuk bangun dari tidur lelap itu muncul. saking lamanya sampai2 brubah tampangku hehehe...
 

Sejenak ku pandangi orang di sekitarku setelah 2 misi besar yg alhamdulillah mampu terselesaikan. Melihat sosok mereka yg dulu akrab dengan kelabilan dan keababilannya ternyata kini telah semakin dewasa. Dewasamu bikin buidadari lupa diri,,hahaha..kali ini tak banyak yang mau disampaikan sekedar ucapan pembuka kawan..

Aktivitas yg tiada henti bagaikan candu atau apalah namanya, sampai kesehatan seolah tak lagi jadi amunisi penting buat raga yg lemah ini,,ckckck... #sokpuitisrong# :p

eee...dalamke sok kesibukanku ini ku coba rangkaikan sebuah salam dan doa hangat bagi sang pelita hidupku "kedua orangtuaku" yg pastinya takkan ada henti2nya pula mengirimkan doanya untukku.. Rasa terimakasihku pun belum sanggup membalas semuanya.. Tapi suatu saat akan ku balas semua itu ^ ^.. aaaAAAmmiiin...

Berhubung sudah mau adzan subuh,, saya mau siap2 dulu..
*terdengar teriakan:"siap2 apa sede? shalat?

Salah rong,,mau tidur na..sudah 2 watt ini mata,,heheh


kalimat gombal hari ini dari saya:

Tak perlu lagi kau menghilang
Sebab kini takkan ada lagi yang coba tuk mencarimu :p