Etalase

Berjalan setapak demi setapak mencoba mengerti sedikit demi sedikit akan sepenggal kisahmu. Pernah menghilang beberapa saat kau dari jangkauan jarak pandangku tetapi jejakmu tetap menuntun langkahku tuk menemukanmu. Kini kembali kau menghilang dengan jejak yang berusaha kau hapus sendiri. Ternyata kau disana, terpajang anggun di balik Etalase itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi denganmu? Sebuah Topeng menghalangi mimik perangaimu. Ini hanya sebuah hipotesaku yang tak berdasar atau apa? Kini hanya mampu ku sekedar memandangi keindahanmu dari luar etalase tanpa pernah  menyentuhmu lagi 


Kuselipkan maafku  atas air mata yang pernah menetes lembut   menjejaki pipimu yang menguraikan kenaifanku akan dirimu. 
Izinkan ku tuk menjaga dan mengagumi keindahan itu dari kejauhan, slalu.
Menunggu hingga kau memecahkan etalase yang memasungmu itu akan menjadi akhir penantianku.
Bilamana dirimu telah berhasil terbebas dari etalase itu kirimkan secarik pesan balasan untuk ku.

Sebab tidurku yang apatis akan membuatku terbangun dalam kegalauan.   
 

::Manis, asam, asin aneh rasanya::

Segala cerita yang terbait rapi dalam goresan tinta pena ini masih setia menemani. Memang tak ada kisah yang bisa sempurna seperti hal yang selalu menjadi mimpi tiap orang. Sayangnya mimpi tak selamanya akan menjadi sebuah kenyataan. Mencoba menguraikan sedikit awal, akhir, suka dan duka ceritamu dalam sebuah bingkai keanehan.

Hei... apa kau ingin mengakhiri cerita ini? Sementara botol tinta yang kau siapkan masih tersisa banyak dalam erat genggammu. Masih banyak janji yang perlu dicek silang (X) sebagai tanda telah terselesaikan. Sensasi ceritanya pun belum tiba pada pertengahan apalagi mencapai klimaks. Maukah kau menunggu dan menyelesaikan akhir cerita ini??

Berharap dapat menatap hujan deras turun pun seolah menjadi penantian demi menghapuskan kemarau hati yang menemanimu. Dan biarkan biru sayapmu itu tenggelam dalam tetesan hujan.
 

::itu pilihan::

Tampak berbeda... ya.. terlihat jelas dari lensa mata ini melihat sekitarku akan perubahan yang terjadi dalam jangka waktu kepergianku. Menelisik titian yang terkadang membuatku goyah akan bermacam pernak- pernik isi pikiran yang mencoba menerobos dari angan-angan dan mencoba menjadi realita seutuhnya. Tidak  semudah itu mengeluarkannya namun akan kucoba mengatur alurnya, sedikit demi sedikit biarkan mengalir seperti tawa dan canda yang biasa meledak dari keseharianku menjalani hidup bersama sahabatku. 

Seperti sebuah nasehat yang pernah terdengar dari seseorang yang ku hormati "Nak, dalam hidup ada 5 hal penting yang perlu kau tahu dan amalkan "tersenyum/tertawa, bersedih, sabar, lapar/haus, dan lelah". Singkat... tapi perlu dipahami secara mendalam,, itu semua mengenai hidup. Hidup yang diberikan oleh Tuhan untuk dijalani. 

Gelap terang dunia menjadi sebuah dinamika perputaran dengan waktu yang takkan pernah menunggu, terus bergerak mencari penantang yang mampu berjuang demi hidupnya. Tanda (???) selalu menjadi teman setia hingga saat ini. Ada awal dan ada akhir seperti kata orang-orang yang lebih tua dariku. Nikmati hidup ini karena hidup hanya sekali.