Berjalan setapak demi setapak mencoba mengerti sedikit demi sedikit akan sepenggal kisahmu. Pernah menghilang beberapa saat kau dari jangkauan jarak pandangku tetapi jejakmu tetap menuntun langkahku tuk menemukanmu. Kini kembali kau menghilang dengan jejak yang berusaha kau hapus sendiri. Ternyata kau disana, terpajang anggun di balik Etalase itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi denganmu? Sebuah Topeng menghalangi mimik perangaimu. Ini hanya sebuah hipotesaku yang tak berdasar atau apa? Kini hanya mampu ku sekedar memandangi keindahanmu dari luar etalase tanpa pernah menyentuhmu lagi .
Kuselipkan maafku atas air mata yang pernah menetes lembut menjejaki pipimu yang menguraikan kenaifanku akan dirimu.
Izinkan ku tuk menjaga dan mengagumi keindahan itu dari kejauhan, slalu.
Menunggu hingga kau memecahkan etalase yang memasungmu itu akan menjadi akhir penantianku.
Bilamana dirimu telah berhasil terbebas dari etalase itu kirimkan secarik pesan balasan untuk ku.
Sebab tidurku yang apatis akan membuatku terbangun dalam kegalauan.